Senin, 06 Juni 2016

Ekspedisi Gunung Sumbing via Garung: Menembus Badai Demi Tujuan Tercapai



Assalamu’alaikum sahabat Traveler :-D :-D ,, dalam post ini kita akan berbicara tentang gunung sumbing dan pengalaman traveler saat menjejakan kaki disana.

Sahabat traveler Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ke tiga di pulau jawa dan juga masuk dalam salah satu dari tujuh pilar Pulau Jawa yang memiliki ketinggian 3371 Mdpl loh… :-D :-D dan berada di 3 wilayah yaitu Wonosobo, Temanggung, dan Magelang. Gunung Sumbing juga merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Gunung Slamet yang menjulang megah setinggi 3428 Mdpl sahabat traveler woaaw dulu hehe :-D .

_MG_0005a

Sahabat traveler Gunung Sumbing juga merupakan saudara kembar dari Gunung Sindoro yang berada tepat di sebelah utaranya layaknya Gunung Merapi dan Merbabu. Meski tingginya berbeda tp mereka sudah dianggak sebagai saudara kembar, karena kembar tak mesti sama yaa dan sama tak mesti mirip,,,aah udah oke skip hehe.
Gunung Sumbing terkenal dengan medan atau jalur pendakian yang 99.9% menanjak dan sangat jarang dijumpai trek bonus atau landai. Gunung ini memang merupakan gunung dengan trek terberat diantara gunung lainnya yang ada di Jawa Tengah loh sahabat traveler, belum lagi ditambah sumber air yang cukup sulit dujumpai di gunung ini. Edan lah nya hehehe. Ada beberapa jalur pendakian pendakian yang dapat dilewati untuk mencapai puncak gunung sumbing, yaitu jalur Garung (Wonosobo), Cepit (Temanggung), dan Mangli (Magelang). Oke skip, langsung cerita..!!! :-D :-D

Sahabat Traveler dalam pendakian kali ini tim kami berjumlah 6 orang yang terdiri dari 5 lelaki jantan yaitu Sekarmaji_landscaper (saya), Dede Dey, Levi, Iqbal, Rubi dan 1 wanita tangguh yaitu Ismaha hehe :-D .

_MG_0024a

Jangan tanyakan saya di photo ini karena saya yang motret :-( :-( . Tapi tenang saya junga minta di photoin #SakaliEwangAtuh :-D dan inilah saya….jeng jreng….

_MG_0047a

Kami (5 lelaki jantan) berangkat dari dari terminal Sukabumi dengan bus MGI Sarana Transfortasi Anda AC eaaa haha tujuan Bandung pada hari kamis februari 25 2016, lalu sesampainya di terminal leuwi panjang bandung kami naik bus kota alias DAMRI Jauh dekat Goceng hehehe menuju terminal cicaheum. Sesampainya d terminal cicaheum kami sudah ditunggu satu anggota tim kami yang paling cantik satu²nya karena gak da lagi hehe :-D . Setelah istirahat dan melaksanakan sholat kami membeli tiket Bus Budiman karena kami pendaki yang berbudi-Man :-D :-D jurusan Bandung – Wonosobo (Kami Menggunakan Bus Malam). Sesampainya diterminal wonosobo sekitar jam 03.00 pagi kami langsung disambut meriah ditengah sepi dan dinginnya malam oleh seorang kondektur ANGKUDES alias angkutas desa sambal bertanya dengan nada supporter bola distadion “Sindoro Sumbing” #berkali² dengan logat jawa yang medhok wkwkwk… :-D :-D lalu kami diantarkan ANGKUDES itu ke jalur pendakian Garung – Wonosobo. Sesampainya di garung kami berjalan sekitar 300 meter menuju basecamp Sumbing yng sudah dipenuhi para pendaki yang sedang tidur dan beristirahat.

_MG_0009a

Sahabat traveler Pendakian gunung sumbing via jalur garung ini merupakan jalur paling ramai dan juga jalurnya sangat jelas dengan tanda jalur yang sudah disediakan oleh pemuda setempat. Pendaki tinggal mengikuti jalur yang sudah ada dan tidak memotong kompas. Jalur garung juga memiliki dua jalur yaitu:

          Jalur Lama: Jalur ini merupakan jalur yang bisa saya bilang jalur tanpa bonus, kalaupun ada tidak sampai semenit sudah nanjak lagi, tanjakannya tidak manusiawi ketika di engkol-engkolan. (pengalaman yang saya rasakan ketika turun dengan melihat jutaan bahkan ribuan ekspresi para pendaki yang menggunakan jalur lama ini).
          Jalur Baru: Jalur yang menjadi pilihan banyak pendaki karena jalurnya masih terbilang manusiawi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan wkwkwk.

Kedua jalur ini pada akhirnya akan bertemu dan menjadi satu jalur lagi ketika mendekati Pos Pestan.
Di basecamp sumbing kami istirahat dan memFvcking eh mempacking ulang cerril masing² lalu melaksanakan solat subuh berjamaah di masjid desa setempat. Setelah sarapan kami memutuskan untuk memulai pendakian kami pada jam 07.00 dengan menggunakan jalur baru dan akan turun melalui jalur lama biar bisa naik ojek yang aaaahhh kalian pasti tau wkwkwk.

Base Camp - Pos 1 Kedung/Bosweisen (KM III)

Dari basecamp menuju pos 1 jalur baru, kami memutuskan untuk berjalan kaki, karena prinsip kami pendaki tidak akan berhenti berjalan kaki (kecuali pulang, soalnya itu bukan mendaki tapi menuruni hehehe).

_MG_0030

_MG_0035a

Kita akan berjalan melewati masjid desa, stasiun pemancar TVRI dan akan menemukan sebuah persimpangan jalan, jika lurus menuju pos 1 jalur lama yang bisa menggunakan OJEG ZETKOSTERR wkwkwk.. :-D jika menggunakan jalur baru kita harus belok kanan dan teruss menanjak tanpa bonus hingga melewati batas antara lahan pertanian warga dan kawasan taman nasional dengan ciri kita akan menemukan tanda POS 1 KEDUNG/BOSWEISEN dekat sungai kecil yang mengalir dengan jernih dan segarnya air. Disana kita istirahat sebentar dan bisa sambil mengisi penuh seluruh botol persediaan air untuk ke puncak. Jarak tempuh menuju Pos 1 sekita 1-2 jam perjalanan.

_MG_0053a

_MG_0056a

Pos 1 Kedung/Bosweisen – Pos 2 Gatakan (2240 Mdpl)

Perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2 akan bertambah berat karena bawaan kita akan bertambah beban dengan persediaan air yang cukup banyak dan track yang semakin menanjak. Perjalanan menuju Pos 2 bisa kita tempuh sekitar 1 jam sampai 1 ½ jam. Sampai kita menemukan sebuah shelter yang sangat indah dan nyaman untuk beristirahat hehe  dengan dataran yang cukup luas beserta plang tanda Pos 2 Gatakan.

_MG_0074a

_MG_0079a

Sesampainya di Pos 2 kami memutuskan untuk istirahat cukup lama sambal memasak untuk makan dan minum kopi serta energen favorit. Namun sayang sungguh sayang setelah makan dan minum sambal istirahat tiba-tiba cuaca berubah dari cerah menjadi mendung pertanda kawanan hitam mulai menutupi langit biru dan kawanan putihnya. Hujan pun turun cukup lama sampai akhirnya kami memutuskan untuk berubah bentuk dari mode kering ke mode basah yup pake ponco gengs…kecuali saya dan isma yang tetap memilih mode kering melawan hujan hehe…setelah hujan sedikit reda kami pun memulai perjalanan menuju PESTAN dimana titik pertemuan antara jalur lama dan jalur baru.

Pos 2 Gatakan – Pestan (2437 Mdpl) – Pasar Watu

Mendaki gunung sumbing dengan menggunakan jalur baru kita tidak akan menemukan Pos 3, dari Pos 2 Gatakan kita akan langsung bertemu check point dimana jalur lama dan jalur baru bersatu kembali menjadi satu jalur menuju puncak.
Selama perjalanan menuju Pestan kami sudah tidak fokus mendokumentasikan perjalanan, semua dikarenakan cuaca yang semakin tidak baik. Hujan semakin deras dank abut pun semakin tebal turun menyelimuti perjalanan kami. Perjalanan dari Gatakan menuju Pestan kami tempuh dalam waktu sekitar 1½ jam. Saking tebalnya kabut tanda kami sudah di pestan pun tak terlihat sama sekali. Tak sadar kami pun sudah melewati pestan dan terus melawan tebalnya kabut dan kencangnya angin, melangkahkan kaki setapak demi setapak dengan track menanjak bernuansa tanah yang sangat licin. Kami hanya tertuju pada track bebatuan besar yang sudah menanti kedatangan kami, bebatuan itu terasa dekat di mata jauh di kaki…wkwkwkwk sambal sesekali berdiri sejenak sambal minum dan mengirup segarnya udara di punggungan utara gunung sumbig.

Perjalanan terus kami lanjutkan hingga kami terpaksa berhenti dan berlindung di bawah batu besar sambil membentangkan flysheet karena badai hujan dan angin kencang, serta kabut tebal dan petir didepan mata pun menyapa tim kami yang saat itu kami satu²nya tim yang mendaki. Hingga badai berlalu kami pun kembali melanjutkan perjalanan.
Langkah kaki tak mau berhenti Saya, Ismaha dan Dede Dey terus melangkah didepan, sedangkan Rubi, Levi serta Iqbal berada di belakang sambal sesekali beristirahat karena kelelahan akibat cuaca dan beban yang dibawa cukup berat. Hingga saat saya yang berada paling depan sadar setelah melewati tanjakan berbatu yang amat terjal didepan mata terlihat plang tanda bahwa kami sudah sampai Pasar Watu. Jalur dari pestan menuju pasar watu merupakan punggungan utara gunung sumbing yang sangat terbuka jadi tidak disarankan mendirikan tenda disana.

Pasar Watu – Watu Kotak

Hari semakin sore dan gelap sebagian dari anggota kami yaitu Rubi, Levi dan Iqbal sudah putus asa dan ingin segera mendirikan tenda dan istirahat. Tapi kami berencana mendirikan tenda di watu kotak setelah melihat track tebing yang licin karena diguyur hujan ketiga anggota kami pun memeutuskan kembali dan mendirikan tenda diantara bebatuan besar di Pasar Watu. Sedangkan Saya, Ismaha dan Dede Dey terus melanjukan perjalanan menuju Watu Kotak. Watu Kotak merupakan lokasi paling diminati para pendaki untuk mendirikan tenda, karena jarangnya yang tidak terlalu jauh dengan puncak, namun watu kotak tidak bias menampung tenda lebih dari 4/5 tenda.

Track berbatu dan menanjak menjadi ciri khas dari perjalanan ini hingga akhirnya kami sampai di Pos Watu Kotak sekitar jam 17.30. ternyata di Watu Kotak sudah ada 3 tim yang mendirikan tenda beruntung masih ada 1 space lahan yang bisa kami gunakan untuk mendirikan tenda. Tenda belum selesai didirikan tiba² hujan kembali turun sehingga memaksa kami untuk mendirikan tenda dengan buru² lalu masuk dan beristirahat di dalam tenda. Tak lama kami beristirahat ternyata tenda sebelah mengumandangkan adzan maghrib membuat hati begitu tentram dan damai. Kami pun melaksanakan solat beritirahat sambal memasaka untuk makan malam lalu tidur.

Watu Kotak – Puncak

Kami bertiga yaitu Saya, Ismaha dan Dede Dey berencana melakukan perjalanan kepuncak pada jam 3 pagi untuk memburu indahnya mentari pagi yang menyinari bumi dari ketinggian 3371 Mdpl. Namun jam 2 kami terbangun dan cuaca hujan gerimis dengan angina yang kencang, dengan penuh rasa khawatir kami tidur kembali. Jam 3 kami terbangun cuaca pun masih begitu, hingga akhirnya jam 4.30 cuaca mulai membaik dan kami memutuskan untuk segera mendaki menuju puncak sumbing 3371 Mdpl. Ternyata tim lain pun berbarengan keluar tenda dan akan segera menuju puncak.
Track dari watu kotak menuju puncak cukup mudah hanya saja menanjak yang cukup membuat lelah hahaha,,,   sebelum puncak kita akan melewati Pos Tanah Putih lalu persimpangan yang menunjukan ke kanan menuju Puncak Buntu yaitu puncak tertinggi Gunung Sumbing. Sedangkan kekiri menuju Puncak Kawah, karena Gunung Sumbing memiliki 2 puncak layaknya Merbabu. Waktu yang kami tempuh sekitar 30 menit namun mentari sudah meninggi dan sedikit tertutup kabut jadi kami tidak dapat melihat keindahannya saat itu.

_MG_0234a

Sesampainya di puncak kami pun melaksanakan sholat subuh, sambil menunggu 3 orang tim kami yang tertinggal di Pasar Watu dan tak kunjung dating ke puncak. Kami bertiga yang sampai ke puncak pun menikmati suasan dan tidak terlewatkan Photo-Photo… :-D :-D

_MG_0123

Ini dia Dede Dey Sang Penguasa Pasar Pangleseran Jl. Pelabuhan 2 Km. 12 Sukabumi

_MG_0085a

Ini dia wanita tangguh yang mendaki tanpa lelah Sang Penguasa Universitas BSI Bandung

_MG_0091a
Dan Ini lah sekarmaji_landscaper sang dokumenter yang tidak diminta oleh siapapun

berikut adalah sebagian Dokumentasi kami karena kalo di up semua kebanyakan wkwkwkwk :-D

_MG_0020a

_MG_0037a1

_MG_026a2

_MG_0006a

_MG_0044a

_MG_0064a

_MG_0068

_MG_0071a

_MG_0086a

_MG_0088a

_MG_0099a

_MG_0115a

_MG_0131a

_MG_0155a

_MG_0177a

_MG_0183a

_MG_0196a

_MG_0257a

_MG_0260a

Demikianlah kisah kami pendaki yang berharap alam kami tetap terawat dan terjaga segala keutuhan dan keindahannya, semoga kita semua bisa saling menjaga dan melindungi negeri kita ini. karena kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi #Iklan

Singkat cerita kami turun dengan penuh kabut, menggunakan jalur lama dan bertemu jutaan bahkan ribuan wajah dan ekspresi manyun saat melewati engkol-engkolan dan banyak yang bertanya masih jauh gak mas #basabasiCape :-D
dan akhirnya kami pun menuju basecamp menggunakan OJEG ZETKOSTERR dan kembali pulang dengan selamat sampai Kabupaten terluas sejawa bali men... mana lagi kalo bukan Sukabumi.

NB: Kami Tidak Mencantumkan Biaya Akomodasi De el el karena hal yang demikian itu tentatif dan dapat naik turu kaya naik angkot kapan saja dan dimana saja...eaaa angkot eaaa.... :-D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar